Bayi Belajar Bahasa Sejak dalam Kandungan
Bagi kebanyakan ibu yang memperdengarkan musik atau mengajak bicara janin yang dikandungnya, tendangan dari si janin merupakan satu-satunya respon sebagai konfirmasi jika bayi mendengarnya.
Namun menurut sebuah studi baru, janin dalam kandungan pasti mendengar apapun di sekelilingnya, termasuk suara manusia. Inilah yang membuat mereka mampu untuk belajar kata baru dan mengingatnya begitu mereka lahir.
"Jika Anda meletakan tangan di depan mulut dan berbicara, itulah suara dengan kondisi yang hampir sama dengan apa yang didengar janin," ujar Eino Partanen, peneliti saraf kognitif dari University of Helsinki.
Janin sebenarnya dapat mendengar irama musik dan suara, terutama saat mereka sudah ada dalam trimester ketiga. Saat itu, otak mereka sudah cukup berkembang sehingga mampu mendengar suara dari dunia luar.
Para peneliti melakukan percobaan pada 17 ibu hamil dengan usia kehamilan 29 minggu. Mereka memberikan rekaman suara wanita yang mengucap "tatata" sebanyak ribuan kali. Kadang kata tersebut diubah menjadi "tatota." Perbedaan kata tersebut penting untuk memberikan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.
Mereka meminta para ibu untuk memutar rekaman lima hingga tujuh kali seminggu, dengan cara dan nada yang berbeda. Secara keseluruhan, bayi mendengar kata tersebut lebih dari 25.000 kali hingga mereka dilahirkan.
Kemudian, bayi dites dengan alat electroencephalograms (EEG) untuk mengetahui kemampuan mereka mengenali kata. Hasil penampisan menunjukkan, ketujuhbelas bayi memberikan respon yang lebih kuat untuk kata "tatata" daripada bayi-bayi yang tidak diperdengarkan kata tersebut.
Bayi-bayi tersebut juga memberikan respon yang kuat untuk kata "tatota". Menurut warta ScienceNews, ini disebut ketidakcocokan respon. Partanen mengatakan, orang dewasa juga kerap mengalaminya ketika mempelajari bahasa baru.
Direktur Lembaga Sains Nasional University of Washington Patricia Kuhl mengatakan, fakta janin sudah mampu mengenali kata-kata yang sering didengar menunjukkan pembelajaran bahasa tidak dimulai begitu lahir, melainkan sejak dalam kandungan.
"Sangat menakjubkan janin memiliki kapasitas tersebut," ujar Kuhl yang tidak terlibat dalam studi.
Penulis: Unoviana Kartika
Selasa, 27 Agustus 2013 | 15:52 WIB
Sumber: Medicaldaily.com, Health.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar