KIDUNG DAMAI - Romo Aloysius Budi di tengah para undangan yang menyaksikan perhelatan Kidung Damai di Gereja Isa Almasih Jemaat Pringgading, Semarang Tengah, Selasa (29/10/2013) malam. |
Perhelatan Kidung Damai 3 di Gereja Isa Almasih Jemaat Pringgading berlangsung semarak dan gayeng. Para penghibur dan penonton dari berbagai agama berbaur menjadi satu.
"ILAHI ya Ilahi ya Ilahi. Ilahi taubatan qoblal mamati.." Syair Qasidah Islamiyaah itu terdengar lantang dan merdu dari halaman Gereja Isa Almasih Jemaat Pringgading, Semarang Tengah, Selasa (29/10/2013) malam.
Pengumandang tembang "Ilahi ya Ilahi" itu dari kelompok Rebana El Ibrahim Pondok Pesantren Ibrahimyah. Satu pelantun di antaranya, Edi Purwanto (22), dengan nyaman menyerukan syair di halaman gereja. Pun demikian Zainul Haq (25), yang sekuat tenaga menabuh rebananya.
Tak terlihat rasa canggung meski permainan itu ditampilkan di halaman gereja. "Kami senang bisa tampil di depan seluruh umat, tidak hanya Islam saja. Ini malah semakin membuat tahu bagaimana enaknya hidup rukun dengan umat lain," kata Zainul, kepada Tribun Jateng.
Kelompok Rebana El Ibrahim merupakan satu di antara sejumlah kelompok yang tampil dalam perhelatan Kidung Damai 3 di Gereja Isa Almasih. Masih ada sejumlah pertunjukan lain dari berbagai umat, baik Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Bunda, dan Konghucu.
Masyarakat pun berbaur, tak terpisahkan oleh agama yang dianutnya. Kelompok rebana itu datang ke gereja setelah menjalankan salat Isya di masjid.
Pastor Gereja Katedral Semarang, Romo Aloysius Budi pun turut menyanyikan dua lagu hasil ciptaannya. Tembang "Pada-Mu Hatiku Damai" dan "Aku Bahagia Karena Engkau Mencintai Aku," sebagai satu hasil perenungan Romo Budi bahwa damai merupakan berkah dari Tuhan.
Lewat lagunya itu, suara merdu Romo Budi bercerita sekaligus mengajak masyarakat untuk berdamai. "Setiap orang, apapun agamanya, merindukan berkah kedamaian. Tidak ada agama yang mengajarkan kebencian, dan perpecahan," kata Romo Budi.
Romo Budi memberikan apresiasi penyelenggaraan kegiatan Kidung Damai yang mengangkat tema "Membangun Kerukunan dan Keakraban Antarsesama" ini. Menurutnya, ada banyak cara membangun dialog untuk mempererat kebersamaan. Di antaranya dialog karya, dialog hidup, dan dialog teologis.
"Sementara kegiatan ini adalah dialog seni dan budaya yang melibatkan massa. Bagi saya, ini sesuatu yang luar biasa karena menggunakan jalur budaya, seni dan musik sebagai pintu masuk untuk membangun kerukunan," ujar Romo yang juga sebagai Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan kepercayaan Keuskupan Agung Semarang ini.
Kolaborasi Vokal Group Gereja Isa Almasih dengan Musik Gamelan Orkestra Kiai Kanjeng pimpinan Emha Ainun Najib (Cak Nun) juga turut menghibur para penonton. Latihan yang melewati waktu lebih dari semalam suntuk antardua kelompok itu menyuguhkan lagu Alu Sia.
Gembala jemaat Gereja Isa Almasih Pringgading selaku panitia penyelenggara, Pendeta DR Indrawan Eleeas menyatakan, kerukunan antarsesama anak bangsa perlu dibangun sebaik-baiknya.
"Bangsa Indonesia perlu memperkuat kesatuan dan persatuan untuk menjadi bangsa yang mampu membangun kedamaian dunia," kata Indrawan.
Laporan: Wartawan Tribun Jateng
A Prianggoro dan M Radlis
Rabu, 30 Oktober 2013 10:30 WIB
Sumber: tribunnews.com
0 komentar:
Posting Komentar