Masih senada dengan tema dan isi website ini, pada kesempatan ini saya ingin berbagi pengetahuan tentang istilah Skeptik atau Skeptis. Di luar sana lebih dikenal dengan Sceptic atau Skepticism. saya tertarik untuk mengupas secara singkat mengenai hal ini karena, pada kenyataannya, tidak semua orang percaya dengan hal-hal yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah atau dipikir secara logis, khususnya di Indonesia.
Bila anda termasuk orang yang tidak mudah percaya dengan fenomena paranormal, boleh jadi anda termasuk orang yang skeptis atau skeptik.
Sekali lagi saya tegaskan disini, apakah anda tergolong orang yang skeptis atau tidak, tidak menajdi persoalan dan tidak perlu diperdebatkan disini. namun, ada baiknya kita mengetahui apa sih kira-kira arti dan definisi skeptis ini?
Sekali lagi saya tegaskan disini, apakah anda tergolong orang yang skeptis atau tidak, tidak menajdi persoalan dan tidak perlu diperdebatkan disini. namun, ada baiknya kita mengetahui apa sih kira-kira arti dan definisi skeptis ini?
Berdasarkan wikipedia.org, skeptic atau skepticism adalah :
Skepticism (or scepticism) in contemporary usage is used loosely to denote any questioning attitude,[1] or doubt regarding claims that are taken for granted elsewhere. The word may characterise a position on a single matter, as in the case of religious skepticism, which is "doubt concerning basic religious principles (such as immortality, providence, and revelation)", but philosophical skepticism is an overall approach that requires all new information to be well supported by evidence. Radical skeptics may even doubt the reliability of their own senses. Classical philosophical skepticism derives from the 'Skeptikoi', a school who "asserted nothing". Pyrrhonism, for instance, is the philosophical position that one should suspend judgment in investigations.
Skepticism (or scepticism) in contemporary usage is used loosely to denote any questioning attitude,[1] or doubt regarding claims that are taken for granted elsewhere. The word may characterise a position on a single matter, as in the case of religious skepticism, which is "doubt concerning basic religious principles (such as immortality, providence, and revelation)", but philosophical skepticism is an overall approach that requires all new information to be well supported by evidence. Radical skeptics may even doubt the reliability of their own senses. Classical philosophical skepticism derives from the 'Skeptikoi', a school who "asserted nothing". Pyrrhonism, for instance, is the philosophical position that one should suspend judgment in investigations.
Pengertian dalam Bahasa Indonesia anda bisa lihat disini.
Skeptisisme dengan Pemikir Bebas (Free Thinker), hampir sama. Karena pada intinya Skeptis adalah orang-orang yang berfikir secara bebas terbuka dan apa adanya.
Masih bingung dengan definisi dan arti di atas?
Oke, supaya lebih jelas mengenai apa itu skeptis, anda bisa coba lihat artikel-artikel versi orang "skeptis" pada link seperti sceptic dictionary, mythbuster, dan skeptoid.
Pengertian Skeptis dan Pemikir Bebas dalam bahasa indonesia kira-kira begini :
Pemikiran bebas adalah pandangan filosofis yang menyatakan opini harus dibentuk berdasarkan ilmu pengetahuan, logika, dan alasan, dan tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan, tradisi atau dogma.
Pemikiran bebas adalah pandangan filosofis yang menyatakan opini harus dibentuk berdasarkan ilmu pengetahuan, logika, dan alasan, dan tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan, tradisi atau dogma.
Tahun 1600 dianggap sebagai dimulainya era pemikiran bebas modern, ditandai dengan eksekusi Giordano Bruno, mantan Pendeta Dominikan, dan disinilah dimulainya pemahaman skeptis.
Namun ada juga yang menyebutkan :
Skeptisisme ilmiah atau Skeptisisme rasional adalah posisi seseorang yang mempertanyakan klaim yang kurang memiliki bukti Empiris. Dalam praktik, istilah ini biasanya digunakan untuk pengecekan klaim dan teori yang kemungkinan merupakan ilmu semu. Skeptisisme ilmiah berbeda dengan skeptisme filosofis.
Skeptisisme ilmiah menggunakan pemikiran kritis dan pembuktian melalui induksi ketika mencoba melawan klaim yang kurang memiliki bukti.
Istilah ini kemungkinan berasal dari karya Carl Sagan, Contact (hal. 306) dan Billions and Billions (hal. 135).
Skeptisisme ilmiah atau Skeptisisme rasional adalah posisi seseorang yang mempertanyakan klaim yang kurang memiliki bukti Empiris. Dalam praktik, istilah ini biasanya digunakan untuk pengecekan klaim dan teori yang kemungkinan merupakan ilmu semu. Skeptisisme ilmiah berbeda dengan skeptisme filosofis.
Skeptisisme ilmiah menggunakan pemikiran kritis dan pembuktian melalui induksi ketika mencoba melawan klaim yang kurang memiliki bukti.
Istilah ini kemungkinan berasal dari karya Carl Sagan, Contact (hal. 306) dan Billions and Billions (hal. 135).
Catatan Penting:
Orang yang berpikiran skeptis tidak bisa dipukul rata atau disamaratakan atau diasumsikan sebagai orang yang Atheis, anti agama dan orang yang tidak percaya akan hal ghaib. Bukan itu. jadi jangan sampai kita salah paham dan menjustifikasi orang lain.
Orang yang berpikiran skeptis tidak bisa dipukul rata atau disamaratakan atau diasumsikan sebagai orang yang Atheis, anti agama dan orang yang tidak percaya akan hal ghaib. Bukan itu. jadi jangan sampai kita salah paham dan menjustifikasi orang lain.
Bahkan, seringkali kita temukan orang yang kuat keyakinannya terhadap agama yang dipeluknya, atau orang yang yakin akan hal-hal ghaib, memiliki sikap skeptis yang tinggi. hal ini (mungkin) disebabkan karena :
1. Mereka tidak mau meyakini sesuatu, tanpa dalil atau bukti yang jelas.
2. Mereka tidak mau mengikuti dogma yang mereka terima atau rekam sejak kecil, misalnya seperti tahayul dan mitos begitu saja tanpa menggunakan akal dan hati sebagai filternya
3. Mereka takut salah atau keliru memasukan "mind-set" ke dalam akal pikiran dan alam bawah sadarnya, sehingga mencoba untuk lebih open-mind atau terbuka terhadap segala kemungkinan, walaupun secara umum bertolak belakang dengan ketentuan atau norma yang berlaku di masyarakat.
4. dan masih banyak lagi alasan mengapa orang menjadi skeptis...
Jadi, apakah anda termasuk orang yang skeptis?
Apapun jawabannya, pastikan bahwa anda senantiasa berhati-hati dalam menerima segala informasi dan berhati-hati pula sebelum mengambil kesimpulan, keputusan dan tindakan, karena hal tersebut akan terekam dalam pikiran dan alam bawah sadar anda, dan apabila hal tersebut sudah menjadi "auto-program" dalam jiwa raga anda, maka sangat sulit untuk me-refresh-nya atau menghapusnya.
1. Mereka tidak mau meyakini sesuatu, tanpa dalil atau bukti yang jelas.
2. Mereka tidak mau mengikuti dogma yang mereka terima atau rekam sejak kecil, misalnya seperti tahayul dan mitos begitu saja tanpa menggunakan akal dan hati sebagai filternya
3. Mereka takut salah atau keliru memasukan "mind-set" ke dalam akal pikiran dan alam bawah sadarnya, sehingga mencoba untuk lebih open-mind atau terbuka terhadap segala kemungkinan, walaupun secara umum bertolak belakang dengan ketentuan atau norma yang berlaku di masyarakat.
4. dan masih banyak lagi alasan mengapa orang menjadi skeptis...
Jadi, apakah anda termasuk orang yang skeptis?
Apapun jawabannya, pastikan bahwa anda senantiasa berhati-hati dalam menerima segala informasi dan berhati-hati pula sebelum mengambil kesimpulan, keputusan dan tindakan, karena hal tersebut akan terekam dalam pikiran dan alam bawah sadar anda, dan apabila hal tersebut sudah menjadi "auto-program" dalam jiwa raga anda, maka sangat sulit untuk me-refresh-nya atau menghapusnya.
Semoga bermanfaat!
0 komentar:
Posting Komentar