Sebelum kita ke tema pokok tentang hal ini ada baiknya kita pahami dulu sekilas mengenai diskusi.
A. PENGERTIAN DISKUSI
Diskusi berasal dari kata discum (bahasa latin) dan discussio (bahasa inggris) yang artinya adalah interaksi. Adapun menurut istilah adalah:
* Interaksi yang satu dengan yang lainnya, dalam hal ini perilaku yang satu memberi informasi, merubah, memperbaiki, atau menerima suatu/sesuatu dari yang lain.
* Sebagai wahana respon antara pribadi yang akhirnya menghasilkan kesepakatan bersama
* Pertemuan untuk bertukar pikiran tentang suatu masalah
B. FUNGSI DISKUSI
* Pemecahan masalah, menetukan alternatif, usaha pemecahan dan bertindak bersama sesuai dengan alternatif yang tidak direncanakan.
* Mengembangkan pribadi, harga diri, hormat kepada sesama, berani mengatakan pendapar dan mendalami pengertian tentang suatu persoalan.
C. TUJUAN DISKUSI
* Untuk dapat menyadari , dan menguji bukti-bukti system nilai, pendapat danrespon dari suatu gagasan sendiri atau orang lain.
* Untuk menguji secara kolektif tentang suatu gagasan yang dikemukakan orang lain
* Untuk bertukar pikiran dan ide, belajar mengungkapkan serta menanggapiketerangan yang relevan.
* Mengaitkan data dan keadaan dari berbagai pandangan orang lain dan latarbelakang nya berbeda-beda.
Dari uraian yang dijelaskan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa diskusi merupakan suatu media pengintegrasikan pikiran untuk mengaplikasikan tindakan apa yang akan diambil dari persoalan muncul.
Orang mamahami bahwa diskusi adalah tradisi yang baik dan patut dikembangkan. Bahkan seorang Socrates pun menggali hikmah kebijaksanaan dengan berdiskusi dan berdialog setiap waktu. Siapa pun yang berdialog dengannya dipaksa untuk menggunakan logika dan akal sehat.
Namun output yang ingin dicapai dalam sebuah diskusi terkadang tidak berjalan optimal akibatnya kerap kali menemui jalan buntu atau deadlock. Peserta diskusi terkadang memaksakan kehendak atau opini masing-masing yang akhirnya berujung lahirnya sebuah "debat kusir".
Saya yakin masih banyak yang bingung "apa sih arti sesungguhnya dari Debat Kusir dan kenapa kok sampai dinamai demikian ?"
Debat kusir sebuah istilah yang kerap dipakai untuk merefleksikan diskusi yang tak berguna dan tak ada ujung berakhirnya. Merupakan kombinasi dua kata, yaitu debat dan kusir. Debat bisa kita artikan dialog aktif dua arah, atau diskusi. Sedangkan kusir itu yang mengemudikan delman, kendaraan zaman dulu yang pakai kuda sebagai penariknya. Lalu apa hubungan debat kusir ?
Akhirnya saya coba searching untuk menjawab rasa penasaran dan akhirnya ketemu jawabannya.
Coba kita ingat-ingat bagaimana posisi duduk kusir, posisinya membelakangi penumpang, atau menyamping. Karena jika berhadapan dengan penumpang sadonya bisa jadi nabrak. Jadi dari sudut pandangnya saja sudah berbeda, dilihat dari posisi duduknya dengan penumpang. Hebat juga ya filosofi orang Indonesia tentang diskusi yang tidak jelas outputnya :
Sepertinya sudah cukup intermezzo dari saya, langsung aja ke topik pokok dari hal ini ini. Jika ingin diskusi terhindar dari debat kusir tentunya ada kiat-kiat khusus yang bisa digunakan.
1. Fokus Pada Tema
Tentukan tema atau ketahuilah topik yang akan didiskusikan. Dengan menentukan atau mengetahui pokok pembicaraan maka kita dapat mempersiapkan segala sesuatunya.
2. Peserta Harus Kompeten
Batasi peserta diskusi dengan hanya menyertakan orang-orang yang memang berkompeten terhadap topik yang akan didiskusikan. Pembatasan ini dilakukan untuk menajamkan persoalan, menghemat waktu dan menghindari pertanyaan atau usulan yang tidak relevan dengan materi diskusi.
3. Efisiensi Waktu
Agendakan atau alokasikan waktu dengan efektif dan efisien. Pembahasan hanya menyangkut agenda yang telah ditetapkan saja dan jika ada agenda lain akan dibicarakan di lain waktu. Jangan biarkan waktu habis hanya untuk membahas permasalahannya saja tanpa solusi.
4. Hadirkan Narasumber/ Moderator
Bila dirasa perlu hadirkan moderator atau narasumber dengan menekankan kepada kepakaran atau profesionalisme. Cara ini bisa ditempuh supaya ada katalisator yang bisa mengarahkan substansi diskusi agar berlangsung sesuai koridor tema dari diskusi.
5. Menguasai Tema
Bekali diri kita dengan kemampuan logika, seni berbicara, dan literatur pendukung. Jika kita sudah mempunyai modal tersebut niscaya lawan diskusi bisa menerima komentar dan argumen yang disampaikan. Mereka yang ingin melakukan pembantahan nampaknya akan sulit untuk mencari sisi lemah dari komentar dan argumen kita.
6. Niat
Niatkan berdiskusi untuk mendapatkan kebenaran, bukan kemenangan. Berdebat harus diniati untuk kebenaran dan azas manfaat, adu argumentasi, asah pendapat, ditujukan untuk mendapatkan hasil terbaik yang bermanfaat
Kalau jurus jitu di atas dapat dijalankan kemungkinan akan tercipta diskusi yang produktif, efisien dan efektif (sukses) dan perbedaan pendapat akan menjadi ketegangan yang kreatif sehingga debat kusir tidak terjadi. Kemudian yang terpenting kita bekerja bukan untuk berdiskusi, tetapi diskusi yang kita adakan adalah untuk bekerja.
A. PENGERTIAN DISKUSI
Diskusi berasal dari kata discum (bahasa latin) dan discussio (bahasa inggris) yang artinya adalah interaksi. Adapun menurut istilah adalah:
* Interaksi yang satu dengan yang lainnya, dalam hal ini perilaku yang satu memberi informasi, merubah, memperbaiki, atau menerima suatu/sesuatu dari yang lain.
* Sebagai wahana respon antara pribadi yang akhirnya menghasilkan kesepakatan bersama
* Pertemuan untuk bertukar pikiran tentang suatu masalah
B. FUNGSI DISKUSI
* Pemecahan masalah, menetukan alternatif, usaha pemecahan dan bertindak bersama sesuai dengan alternatif yang tidak direncanakan.
* Mengembangkan pribadi, harga diri, hormat kepada sesama, berani mengatakan pendapar dan mendalami pengertian tentang suatu persoalan.
C. TUJUAN DISKUSI
* Untuk dapat menyadari , dan menguji bukti-bukti system nilai, pendapat danrespon dari suatu gagasan sendiri atau orang lain.
* Untuk menguji secara kolektif tentang suatu gagasan yang dikemukakan orang lain
* Untuk bertukar pikiran dan ide, belajar mengungkapkan serta menanggapiketerangan yang relevan.
* Mengaitkan data dan keadaan dari berbagai pandangan orang lain dan latarbelakang nya berbeda-beda.
Dari uraian yang dijelaskan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa diskusi merupakan suatu media pengintegrasikan pikiran untuk mengaplikasikan tindakan apa yang akan diambil dari persoalan muncul.
Orang mamahami bahwa diskusi adalah tradisi yang baik dan patut dikembangkan. Bahkan seorang Socrates pun menggali hikmah kebijaksanaan dengan berdiskusi dan berdialog setiap waktu. Siapa pun yang berdialog dengannya dipaksa untuk menggunakan logika dan akal sehat.
Namun output yang ingin dicapai dalam sebuah diskusi terkadang tidak berjalan optimal akibatnya kerap kali menemui jalan buntu atau deadlock. Peserta diskusi terkadang memaksakan kehendak atau opini masing-masing yang akhirnya berujung lahirnya sebuah "debat kusir".
Saya yakin masih banyak yang bingung "apa sih arti sesungguhnya dari Debat Kusir dan kenapa kok sampai dinamai demikian ?"
Debat kusir sebuah istilah yang kerap dipakai untuk merefleksikan diskusi yang tak berguna dan tak ada ujung berakhirnya. Merupakan kombinasi dua kata, yaitu debat dan kusir. Debat bisa kita artikan dialog aktif dua arah, atau diskusi. Sedangkan kusir itu yang mengemudikan delman, kendaraan zaman dulu yang pakai kuda sebagai penariknya. Lalu apa hubungan debat kusir ?
Akhirnya saya coba searching untuk menjawab rasa penasaran dan akhirnya ketemu jawabannya.
Coba kita ingat-ingat bagaimana posisi duduk kusir, posisinya membelakangi penumpang, atau menyamping. Karena jika berhadapan dengan penumpang sadonya bisa jadi nabrak. Jadi dari sudut pandangnya saja sudah berbeda, dilihat dari posisi duduknya dengan penumpang. Hebat juga ya filosofi orang Indonesia tentang diskusi yang tidak jelas outputnya :
Sepertinya sudah cukup intermezzo dari saya, langsung aja ke topik pokok dari hal ini ini. Jika ingin diskusi terhindar dari debat kusir tentunya ada kiat-kiat khusus yang bisa digunakan.
1. Fokus Pada Tema
Tentukan tema atau ketahuilah topik yang akan didiskusikan. Dengan menentukan atau mengetahui pokok pembicaraan maka kita dapat mempersiapkan segala sesuatunya.
2. Peserta Harus Kompeten
Batasi peserta diskusi dengan hanya menyertakan orang-orang yang memang berkompeten terhadap topik yang akan didiskusikan. Pembatasan ini dilakukan untuk menajamkan persoalan, menghemat waktu dan menghindari pertanyaan atau usulan yang tidak relevan dengan materi diskusi.
3. Efisiensi Waktu
Agendakan atau alokasikan waktu dengan efektif dan efisien. Pembahasan hanya menyangkut agenda yang telah ditetapkan saja dan jika ada agenda lain akan dibicarakan di lain waktu. Jangan biarkan waktu habis hanya untuk membahas permasalahannya saja tanpa solusi.
4. Hadirkan Narasumber/ Moderator
Bila dirasa perlu hadirkan moderator atau narasumber dengan menekankan kepada kepakaran atau profesionalisme. Cara ini bisa ditempuh supaya ada katalisator yang bisa mengarahkan substansi diskusi agar berlangsung sesuai koridor tema dari diskusi.
5. Menguasai Tema
Bekali diri kita dengan kemampuan logika, seni berbicara, dan literatur pendukung. Jika kita sudah mempunyai modal tersebut niscaya lawan diskusi bisa menerima komentar dan argumen yang disampaikan. Mereka yang ingin melakukan pembantahan nampaknya akan sulit untuk mencari sisi lemah dari komentar dan argumen kita.
6. Niat
Niatkan berdiskusi untuk mendapatkan kebenaran, bukan kemenangan. Berdebat harus diniati untuk kebenaran dan azas manfaat, adu argumentasi, asah pendapat, ditujukan untuk mendapatkan hasil terbaik yang bermanfaat
Kalau jurus jitu di atas dapat dijalankan kemungkinan akan tercipta diskusi yang produktif, efisien dan efektif (sukses) dan perbedaan pendapat akan menjadi ketegangan yang kreatif sehingga debat kusir tidak terjadi. Kemudian yang terpenting kita bekerja bukan untuk berdiskusi, tetapi diskusi yang kita adakan adalah untuk bekerja.
Dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar