Nabi Tidak Pernah Sunat?

Awal juli 2012 pengadilan distrik jerman melakukan pelarangan atas praktek khitan (sunat) di wilayah itu. Kejadian ini bermula ketika seorang anak hampir mati karena pendarahan setelah di khitan. Bisa ditebak, gelombang unjuk rasa dari muslim, yahudi, dan umat kristen bermunculan dari seluruh penjuru negri.

Sebelum kita mengkaji perspektif ilmu pengetahuan, kita simak dulu beberapa argumen cerdas dari para muslim yang melihat ini dengan cara berbeda. Yang pertama, khitan adalah tradisi yang terlebih dahulu berkembang dikultur (dan agama) Yahudi. Sementara itu Al Quran justru tidak sekalipun menyuruh umatnya untuk berkhitan dan menyebutkan bahwa manusia sudah dibentuk sebaik baiknya bentuk. Sumber khitan berasal dari beberapa hadist yang bisa ditunjukkan, beberapa diantaranya tidak konsisten.

Meskipun demikian Nabi Muhammad sendiri tidak pernah dikhitan. Tidak ada landasan hadist ataupun fakta sejarah yang menyebutkan beliau pernah mengalami proses khitan. Ada cerita yang menyebutkan Muhammad lahir tanpa kulup (foreskin). Ini merupakan variasi medis yang lumrah terjadi dan disebut sebagai aphostia. Sebuah kelainan genital yang sebenarnya merupakan hypospadias dimana urinary meatus tumbuh tidak utuh dibawah penis.

Banyak klaim dari beberapa literatur yang mengatakan tokoh yahudi dan muslim tertentu “dikaruniai” hal ini. Kenyataannya tidak ada perbedaan signifikan munculnya kelainan ini di agama tertentu. Hal ini bisa terjadi pada siapa saja dan latar belakang agama manapun.

Tentu saja versi yang lazim berkembang adalah nabi Muhammad sudah disunat malaikat sejak lahir. Sama seperti kasus “disunat jin” yang sering muncul di indonesia akibat rendahnya pengetahuan medis. Dokter yang kebetulan familiar dengan kondisi ini pun tidak bisa banyak bicara karena hal ini adalah ranah religius yang sensitif.

Sebagai negara sekuler jelas bahwa pelarangan ini memiliki alasan, bukan sekedar niat jahat untuk melawan islam (konspirasi barat, yahudi, dll) seperti yang sering didengungkan islam fundies di Indonesia Ilmu pengetahuan melalui serangkaian penelitian menunjukkan bahwa banyak klaim manfaat khitan adalah mitos belaka. Khitan tidak secara signifikan melindungi dari penyakit dan kuman, khitan tidak berdampak pada ejakulasi dini dan ketahanan seksual.

Disisi lain, khitan justru mengurangi kenikmatan akibat sensitivitas yang menurun, ini disamping banyak sekali resiko penyebab cacat permanen pada proses khitan itu sendiri. Namun bisa disimpulkan bahwa ini adalah masalah pilihan.

Alasan yang lebih fundamental adalah tidak selayaknya anak kecil dipaksa untuk sunat melawan kehendaknya, terutama ketika mereka belum cukup dewasa untuk menimbang mana yang akan dia pilih untuk sisa hidupnya, melibatkan elemen paling penting dalam tubuh seorang pria.

Saya pribadi disunat, saya dibesarkan di keluarga muslim. Saya tidak melawan praktek sunat. Tulisan ini penting untuk memberi wawasan dan merubah pola pikir yang selama ini orang tidak banyak tidak berani memikirkannya. Berikut dibawah saya sertakan beberapa sumber artikel menarik termasuk opini dari muslim sendiri. 

Related Article:

*http://theamericanmuslim.org/tam.php/features/articles/did-you-know-prophet-muhammad-wasnt-circumcised/0019268
*http://www.circinfo.com/guide_to_decision/disadvantages.html
*http://www.doctorsopposingcircumcision.org/pdf/sorrells_2007.pdf
*http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18280846?dopt=Abstract

0 komentar:

Posting Komentar

International Atheists International Atheists James Randi Foundation richard dawkins foundation
Flag Counter






Diberdayakan oleh Blogger.
 
Email: skepticalface@gmail.com | skepticalface@gmail.com | skepticalface@gmail.com
Copyright © 2013. Indonesian Skeptics - Up To Date 2023 - All Rights Reserved.
Template Created by Mas Kolis Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger