"Stop TKI Wanita, Berangkatkan TKI Laki-Laki"
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) melakukan sosialisasi menjadi TKI yang benar melalui kesenian tradisional di 47 kabupaten/kota di 17 provinsi dalam bulan November 2013.
Dalam sosialisasi di lapangan Kodim Bukittinggi, Sumatera Barat, Jumat (15/11), Deputi Penempatan BNP2TKI Ir Agusdin Subiantoro MS memaparkan bagaimana cara menjadi TKI yang benar. Menurutnya, BNP2TKI berharap TKI yang berangkat ke luar negeri adalah kaum laki-laki, bukan wanita lagi. Sehingga, tidak ada lagi TKI wanita yang pulang membawa anak bayi dari hasil kawin kontrak di Arab Saudi.
Sebelumnya Walikota Bukittinggi H Ismet Amzis SH dalam sambutannya, mengatakan dirinya heran ketika membaca media massa yang memuat para TKI wanita yang pulang di Bandara dengan menggendong anak balita dari hasil kawin kontrak di Arab Saudi. Namun, ia mengapresiasi BNP2TKI yang melakukan sosialisasi TKI yang benar melalui pagelaran kesenian tradisional di berbagai daerah di Indonesia. “Ini mendukung pengembangan kepariwisataan. Semoga ini jadi contoh lembaga-lembaga lainnya untuk dibingkai dalam rangkaian seni budaya,” tegas Walikota Bukittinggi.
Deputi Penempatan BNP2TKI Ir Agusdin Subiantoro mengakui adanya kenyataan, bahwa TKI yang pulang ke tanah justru membawa anak. “Ini memang dilema, karena mereka ke luar negeri untuk pendapatan dan kehidupan lebih baik. Karena itu kita berharap yang berangkat ke luar ngeri laki-laki. Ibu-ibu di rumah saja merawat rawat anak. Kalau yang berangkat (jadi TKI) laki-laki tak mungkin pulang dengan menggendong anak,” tutur Agusdin.
Menurut Agusdin, BNP2TKI tidak hanya berharap TKI yang diberangkatkan hanya dari kaum laki-laki, tetapi juga semua yang bekerja di luar negeri nanti adalah TKI profesional, tidak ada lagi TKI penata laksana rumah tangga. “Semua jadi TKI profesional, tak ada lagi TKI PRLT atau pembantu rumah tangga, karena bisa bermasalah,” tandas Deputi Penempatan BNP2TKI.
Agusdin menegaskan, BNP2TKI telah melakukan sosialisasi di 49 kab/kota untuk membei pemahaman dan memperkenalkan bagaimana prosedur menjadi TKI yang benar dan aman. “Sekarang masih kurang paham dan pengetahuan sehingga masih ada yang jadi TKI ilegal, overstayers danj lainnya. Ini mohon pemerintah daerah dapat menyampaikan ke masyarakat agar jadi TKI legal bersama dokumennya,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Agusdin menjelaskan bahwa dari sisi pemerintah memandang banyak WNI yang berpontensi menjadi tenaga kerja ke luar negeri. “Tapi kita tak anjuran ke Luar negeri. Tapi kalau belum ada pekerjaan di dalam negeri, kita fasilitasi mana yang bisa menjadi tenaga kerja ddi luar negeri. Tapi itu pilihan masyarakat, dan kalau dia (TKI) pulang, pengetahuan dan pengalaman dari luar negeri diperuntukan di Indonesia,” paparnya.
Diungkapkan pula, ada sekitar 1000 tenaga kerja sarjana berpotensi yang bisa didorong untuk bekerja menjadi TKI ke luar negeri. “Tapi BNP2TKI tak mendorong-dorong, melainkan hanya memberi pilihan dengan memfasilitasi untuk bekerja ke luar negeri jika ada. Tapi tetap kita utamakan mereka kerja dalam negeri,” jelasnya.
Jadi, tegas Agusdin, TKI harus legal karena ini ada pandangan bahwa berangkat saja tanpa dokumen. “Kita imbau semua TKI berangkat secara legal dengan dilengkapi dokumen-dokumen. Untuk cari informasi ada lembaga BP3TKI dan LP3TKI. Dan lembaga swastra PPTKIS,” tutur Deputi Penempatan BNP2TKI.
Lebih lanjut, Agusdin menegaskan, BNP2TKI terus meningkatkan TKI formal dan menghapuskan TKI informal atau PRLT yang rawan terjadi kekerasan dan sebagainya. “Kita juga minta TKI yang berangkat hanya laki-laki dan TKI profesional. Tiap TKI yang berangkat harus dilengkapi dengan dokumen. Terkait adanya calo-calo sudah kita lakukan pembenahan (pembasmian- red). Petugas dari PPTKIS dan kita beri tanda finger frint,” terangnya.
Sosialisasi mengenai prosedur menjadi TKI dengan benar melalui kesenian tradisional dengan tema "Bersama TKI Membangun Negeri" ini diselenggarakan Direktorat Sosialisasi dan Kelembagaan Penempatan Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI. “Selain memberikan hiburan kepada masyarakat, tujuan utama dari sosialisasi melalui media kesenian tradisional itu adalah menyampaikan pesan-pesan mengenai tatacara menjadi TKI yang benar dan prosedural,” jelas Agusdin.
Dalam arena kegiatan sosialisasi melalui kesenian tradisional itu, juga diselenggarakan bursa kerja yang melibatkan beberapa perusahaan jasa Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS). Sehingga begitu ada calon TKI yang ingin mengetahui peluang kerja di luar negeri, berikut tatacara dan persyaratannya bisa berkomunikasi langsung dengan PPTKIS yang ada di lokasi itu. Selain itu, juga diadakan forum dialog publik yang melibatkan warga masyarakat setempat dengan menghadirkan narasumber dari anggota Komisi IX DPR RI, BNP2TKI, BP3TKI, serta kalangan Serikat Pekerja dan LSM peduli buruh migran. (Humas BNP2TKI/ES).
Sabtu, 16 November 2013 - 16:51 WIB
Sumber: Oleh Divisi Desk Informasi Sekertariat Kabinet RI, Humas BNP2TKI/ES.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar