Waktu yang dihabiskan oleh pasien asma di bawah matahari kemungkinan memiliki pengaruh terhadap gejala yang dirasakannya, ungkap penelitian terbaru. Tim di King's College London menjelaskan bahwa kurang vitamin D dari matahari bisa memperburuk gejala asma.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa vitamin bisa menenangkan bagian yang terlalu aktif pada sistem kekebalan tubuh penderita asma. Meski begitu, perawatan menggunakan suplemen vitamin D pada pasien masih belum diujicobakan.
Orang yang memiliki asma akan merasa susah bernapas ketika saluran napas mereka membengkak dan mengecil sehingga udara susah melewatinya. Kebanyakan orang mengonsumsi obat untuk mengatasinya, namun ada satu hal yang juga bisa membantu mereka, sinar matahari.
"Kita mengetahui tingginya tingkat vitamin D bisa membuat pasien mengontrol asma mereka dengan lebih baik. Hubungannya sangat jelas," ungkap peneliti Profesor Catherine Hawrylowicz, seperti dilansir oleh BBC (20/05).
Kelompok penelitinya menganalisis efek vitamin pada zat kimia dalam tubuh, interleukin-17. Ini merupakan bagian penting bagi sistem kekebalan tubuh dan membantu melawan infeksi. Meski begitu, bagian ini bisa menyebabkan masalah jika memiliki tingkat yang terlalu tinggi dan memicu gejala asma.
Saat ini peneliti tengah mengamati efek dari sinar matahari terhadap gejala pasien asma. Hasilnya baru akan diketahui setelah penelitian selesai, namun peneliti optimis mengenai hal ini.
Hal ini bisa membantu pasien untuk mengonsumsi lebih sedikit obat dan lebih banyak mendapatkan vitamin D dari sinar matahari. meski begitu, tentunya pasien asma harus berhati-hati. Karena terlalu banyak sinar matahari juga bisa berbahaya bagi kesehatan, seperti membakar kulit atau menyebabkan kanker.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa vitamin bisa menenangkan bagian yang terlalu aktif pada sistem kekebalan tubuh penderita asma. Meski begitu, perawatan menggunakan suplemen vitamin D pada pasien masih belum diujicobakan.
Orang yang memiliki asma akan merasa susah bernapas ketika saluran napas mereka membengkak dan mengecil sehingga udara susah melewatinya. Kebanyakan orang mengonsumsi obat untuk mengatasinya, namun ada satu hal yang juga bisa membantu mereka, sinar matahari.
"Kita mengetahui tingginya tingkat vitamin D bisa membuat pasien mengontrol asma mereka dengan lebih baik. Hubungannya sangat jelas," ungkap peneliti Profesor Catherine Hawrylowicz, seperti dilansir oleh BBC (20/05).
Kelompok penelitinya menganalisis efek vitamin pada zat kimia dalam tubuh, interleukin-17. Ini merupakan bagian penting bagi sistem kekebalan tubuh dan membantu melawan infeksi. Meski begitu, bagian ini bisa menyebabkan masalah jika memiliki tingkat yang terlalu tinggi dan memicu gejala asma.
Saat ini peneliti tengah mengamati efek dari sinar matahari terhadap gejala pasien asma. Hasilnya baru akan diketahui setelah penelitian selesai, namun peneliti optimis mengenai hal ini.
Hal ini bisa membantu pasien untuk mengonsumsi lebih sedikit obat dan lebih banyak mendapatkan vitamin D dari sinar matahari. meski begitu, tentunya pasien asma harus berhati-hati. Karena terlalu banyak sinar matahari juga bisa berbahaya bagi kesehatan, seperti membakar kulit atau menyebabkan kanker.
Reporter : Kun Sila Ananda
Senin, 20 Mei 2013 15:06
Sumber: merdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar