Wanita Keturunan Arab Yang Sukses

TAWAKKUL KARMAN


Tawakkul Karman (bahasa Arab: توكل كرمان Tawakkul Karmān) (Inggris: Tawakel, Tawakkol, Tawakkul atau Tawakel Abdel-Salam Karman) (lahir 7 Februari 1979) adalah seorang jurnalis dan politikus Yaman serta anggota senior Al-Islah dan aktivis hak asasi manusia sekaligus pemimpin kelompok "Jurnalis Wanita Tanpa Batas" yang ia dirikan pada tahun 2005.

Karman memperoleh perhatian besar di negaranya setelah keterlibatannya sebagai jurnalis Yaman pada tahun 2005 dan pendukung layanan berita telepon genggam pada tahun 2007, yang setelah itu ia memimpin protes demi kebebasan pers. Karman mengadakan protes setiap pekan setelah Mei 2007.

Ia kemudian menjadi sosok utama dalam pemberontakan Yaman 2011 yang merupakan bagian dari Musim Semi Arab. Ia dijuluki "Wanita Besi" dan "Ibu Revolusi" oleh rakyat Yaman. Ia adalah salah satu penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2011 dan wanita Arab pertama sekaligus warga Yaman pertama yang memenangkan Hadiah Nobel.

ASHA SHARA

Asha Shara (lahir di Jakarta, 27 Oktober 1987; umur 25 tahun) adalah aktris Indonesia. Wanita berdarah Arab-Aceh ini memulai debutnya di dunia akting lewat FTV garapan Jajang C Noer, Mawar Merah dan Mawar Putih. Asha mendapatkan peran itu secara kebetulan saat mengantar teman mengikuti audisi, malah dia diminta bermain dalam sinetron tersebut.

Beberapa sinetron yang kemudian dibintanginya antara lain, Cintaku di Rumah Susun, Teman Ajaib, Permana Permata, Cinta SMU, ABG, Gue Ok Situ Ok, dan Pengantin Untuk Anakku. Nama putri ketiga dari tiga bersaudara pasangan Ismail Tahir dan Ipa Alatas ini mulai dikenal setelah ikut bermain dalam Ekstravaganza ABG.

Setelah mendapat peran di beberapa film horor, namanya pun semakin melambung. Film yang pernah dibintanginya antara lain Rumah Pondok Indah (2006), Terowongan Casablanca (2007), dan Hantu Jeruk Purut (2007).

Asha saat ini sudah berkeluarga dengan seorang Pengusaha keturunan Arab juga, dan sudah di karunia seorang anak.


RAHA MOHARRAK



Raha Moharrak, 25 tahun, baru saja kembali dari perjalanan historisnya sebagai wanita Saudi pertama yang mendaki Everest. Ia juga warga Arab termuda yang mencapai puncak gunung tertinggi di dunia.



Selain dirinya, tim Ekspesidi berjumlah empat orang, terdiri dari warga Qatar, Palestina, juga menjadi yang pertama mencapai puncak. Seorang warga Iran juga menjadi bagian dari tim yang bernama, "Arab di Ketinggian."

Sebagai salah satu negara terkaya di bumi, Arab Saudi tetap menjadi salah satu negara paling konservatif dan ketat terhadap hak-hak dan kebebasan kaum perempuan. Everest dapat dijangkau melalui Nepal atau Tibet. Bulan Mei merupakan saat yang tepat untuk mendaki Everest karena cuacanya lebih menguntungkan.



Segera diperbarui oleh Admin Indonesian Skeptics

0 komentar:

Posting Komentar

International Atheists International Atheists James Randi Foundation richard dawkins foundation
Flag Counter






Diberdayakan oleh Blogger.
 
Email: skepticalface@gmail.com | skepticalface@gmail.com | skepticalface@gmail.com
Copyright © 2013. Indonesian Skeptics - Up To Date 2023 - All Rights Reserved.
Template Created by Mas Kolis Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger