Tingkat Bunuh Diri di Saudi Kian Meningkat !
Seorang gadis berusia 17 tahun menembak mati dirinya dengan senjata ayahnya di kota Abha, Arab Saudi. Sementara di Bisha, wanita berusia 20 tahun menggantung diri di rumahnya. Lalu di Ras Tanura, seorang lelaki di usia 20 tahun menembak dirinya di depan keluarganya dan tewas seketika.
Masih belum selesai di situ, kisah bunuh diri lain datang dari kawasan timur, yakni seorang pria nekad menenggelamkan diri di kolam kecil atas atap. Kemudian seorang remaja, lagi-lagi, menggunakan senjata api untuk mengambil nyawanya sendiri di Thaif. Dalam satu hari, tiga remaja di tiga peristiwa terpisah mengakhiri hidupnya sendiri.
Itu hanyalah beberapa kisah bunuh diri yang dilaporkan oleh media Saudi dalam beberapa pekan terakhir. Menteri Dalam Negeri memperkirakan ada peningkatan tindak bunuh diri di Kerajaan Saudi. Angka itu meningkat dua kali lipat dari 400 kasus pada 1999 menjadu 787 di 2010.
Statistik itu mungkin mengindikasikan bahwa ada lebih keterbukaan dalam mengekspose berita bunuh diri di Arab Saudi, namun para akademisi menyatakan bahwa bunuh diri, terutama di kalangan pemuda, kian meningkat dan cenderung memburuk bila pemerinth tak segera mengambil tindakan untuk memastikan penyebab mengapa pemuda Saudi menjadi depresi, tertekan dan mengambil langkah tragis.
Psikoterapis forensik Saudi, Ahmd Al-Hariri, mengatakan pemuda Saudi mulai memasukkan gagasan bunuh diri terkait perubahan tak biasa dalam tatanan masyarakat. Salah satu perubahan itu, menurut dia adalah aspek tantangan kehidupan modern yang lebih rumit.
"Di Jepang misal, negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi di dunia, budaya bunuh diri memang ada dan diyakini oleh beberapa sebagai cara sah untuk mengakhiri penderitaan dan tekanan yang dialami seorang," ujar Al Hariri.
Ia juga menganggap media juga berperan penting, terutama film-film, yang menawarkan gagasan cara cepat dan mudah untuk mengakhiri hidup.
Untuk mengatasi masalah, Al Hariri mengatakan lebih banyak upaya perlu dilakukan untuk memberi terapi bagi mereka yang menderita depresi serta melakukan lebih banyak riset sosial terkait penyebab kasus bunuh diri di Arab Saudi. Ia juga menghimbau kepada warga dan keluarga untuk waspada terhadap anggota muda di keluarganya bila menunjukkan gejala-gejala depresi dengan perilaku merusak diri, seperti mencandu obat.
Menurut studi tiga tahun yang dilakukan Komite Perlindungan Keluarga, terdapat 156 kasus percobaan bunuh diri sejak 2007. 80 persen dari kasus tersebut melibatkan gadis atau wanita muda. Penyebab utama yakni kekerasan domestik, terutama dilakukan oleh anggota keluarga yakni saudara lelaki, atau pernikahan paksa, demikian menurut kepala komiter, Samira Mashhor dalam wawancara terkini dengan harian Saudi, Al Watan.
Menurut Badan Organisasi Kesehatan Dunia, paling tidak satu juta orang di dunia mengakhiri hidupnya dalam hitungan satu tahun. Angka itu diperkirakan melonjak 2,5 juta orang pertahun pada 2020.
Jumat, 31 Desember 2010, 08:59 WIB
Sumber: Republika.co.id
0 komentar:
Posting Komentar