Ponpes ini dikenal masyarakat luas sebagai pondok pengasuh bayi-bayi terlantar.
Berbagai cerita ironi muncul tentang asal muasal puluhan bayi itu. Semua bayi yang ditampung di ponpes asuhan Gus Mad ini, merupakan bayi-bayi tidak dikehendaki kehadirannya.
Bermula pada 2003 silam seorang bayi asal Medan dititipkan orang tuanya ke pondok ini. Sejak saat itu, ponpes ini banyak menampung bayi-bayi terlantar dari berbagai daerah, khususnya dari wilayah Jawa Timur. Hingga kini, tim ayogitabisa.com belum bisa mendapat data konkrit jumlah bayi yang diasuh ponpes ini.
Saat para pengasuh ditemui, dituturkan, untuk merawat bayi atau bocah di ponpes ini butuh kesabaran dan ketelatenan. Apalagi anak-anak ini berasal dari sebuah kondisi kurang wajar. Berbekal pola pikir bak merawat anak sendiri, para pengasuh sedikit demi sedikit membantu para anak-anak ini melanjutkan lagi cerita hidup mereka dengan lebih baik.
Berbagai cara dilakukan para pengasuh untuk mengembalikan rasa percaya diri anak asuhnya, agar bisa menjalani kehidupan dengan wajar. Satu di antara membekali sejak usia dini dengan ajaran ilmu agama.
Mengaji dan sholat berjamaah menjadi salah satu kegiatan rutin mereka. Aktivitas mereka dimulai pukul 04.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.
Kegiatan keagamaan bertujuan untuk mengajarkan pada mereka bagaimana menjadi seorang santri. Bila selama ini masyarakat sangat familier mendengar istilah satriwan dan santriwati. Maka di Pondok Millenium ada sebutan unik untuk para bocah itu yakni santri bayi.
Para santri bayi ini diasuh beberapa orang yang memang khusus disediakan ponpes. Seorang pengasuh menangani tidak kurang dari enam santri bayi. Bahkan bagi mereka yang dianggap mempunyai kemampuan mengasuh, mendapat jatah mengasuh lebih dari enam bayi. Uniknya lagi, bagi para santri berusia dewasa, diberi tanggung jawab untuk ikut membantu mengasuh para santri bayi ini.
Sumber : Ayogitabisa.com
Berbagai cerita ironi muncul tentang asal muasal puluhan bayi itu. Semua bayi yang ditampung di ponpes asuhan Gus Mad ini, merupakan bayi-bayi tidak dikehendaki kehadirannya.
Bermula pada 2003 silam seorang bayi asal Medan dititipkan orang tuanya ke pondok ini. Sejak saat itu, ponpes ini banyak menampung bayi-bayi terlantar dari berbagai daerah, khususnya dari wilayah Jawa Timur. Hingga kini, tim ayogitabisa.com belum bisa mendapat data konkrit jumlah bayi yang diasuh ponpes ini.
Saat para pengasuh ditemui, dituturkan, untuk merawat bayi atau bocah di ponpes ini butuh kesabaran dan ketelatenan. Apalagi anak-anak ini berasal dari sebuah kondisi kurang wajar. Berbekal pola pikir bak merawat anak sendiri, para pengasuh sedikit demi sedikit membantu para anak-anak ini melanjutkan lagi cerita hidup mereka dengan lebih baik.
Berbagai cara dilakukan para pengasuh untuk mengembalikan rasa percaya diri anak asuhnya, agar bisa menjalani kehidupan dengan wajar. Satu di antara membekali sejak usia dini dengan ajaran ilmu agama.
Mengaji dan sholat berjamaah menjadi salah satu kegiatan rutin mereka. Aktivitas mereka dimulai pukul 04.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.
Kegiatan keagamaan bertujuan untuk mengajarkan pada mereka bagaimana menjadi seorang santri. Bila selama ini masyarakat sangat familier mendengar istilah satriwan dan santriwati. Maka di Pondok Millenium ada sebutan unik untuk para bocah itu yakni santri bayi.
Para santri bayi ini diasuh beberapa orang yang memang khusus disediakan ponpes. Seorang pengasuh menangani tidak kurang dari enam santri bayi. Bahkan bagi mereka yang dianggap mempunyai kemampuan mengasuh, mendapat jatah mengasuh lebih dari enam bayi. Uniknya lagi, bagi para santri berusia dewasa, diberi tanggung jawab untuk ikut membantu mengasuh para santri bayi ini.
Sumber : Ayogitabisa.com
0 komentar:
Posting Komentar